Minggu, 04 Januari 2009

SAINGAN ATAU LAWAN POLITIK

Tuhan mentakdirkan kita berbeda beda, untuk saling mengenal, membutuhkan, menolong, dan patner berlomba mencari kebaikan dimuka bumi. Bukan untuk saling berlawanan, mencegal, memfitnah atau membunuh.
Masa pemilu semakin sering kita mendengar lawan politik, dulu beda partai dianggap lawan politik, dengan pemilu tahun tahun 2009, penentuan pemenang berdasarkan perolehan suara terbanyak, apakah akan dijadikan teman satu pertai sama-sama caleg dari dapil yang sama menjadi lawan politik, sehingga partaipun terpecah belah, habis energi untuk mengalahkan lawan.
Stigma politik yang sering disuarakan, tidak ada lawan yang abadi, dan tidak ada kawan yang abadi adalah kepentingan. Petuah orang bijak mengatakan, lawan satu sudah membuat susah, kawan seribu tidak cukup. Apakah menjadi orang politik membuat susah dikeroyok oleh lawan yang banyak, atau susah karena mengeroyok lawan satu persatu, tentu saja tidak.
Stigma politik yang mengatakan “yang abadi adalah kepentinggan”. Apa kepentingan menjadi orang politik, apakah kekayaan, atau kekuasaan, atau kekuasaan untuk mendapatkan uang, sehingga habis energi fisik dan pikiran untuk kekuasaan dan uang. Sehingga untuk menjadi orang politik harus mempunyai uang banyak, dan menjadi orang politik untuk mencari uang sebanyak-banyaknya, sehingga keluar istilah politik uang dan biaya politik.
Kalau kita mau mengamati anggaran dasar partai politik, semuanya partai didirikan untuk kepentingan rakyat, nagara dan bangsa, tidak ada partai didirikan untuk kekuasaan atau untuk mencari uang sebanyak-banyaknya. Jadi kepentingan yang abadi tersebut adalah kepentingan rakyat, bangsa negara. Partai politik yang dalam jejak perjalannya selalu mementingan rakyat, bangsa dan negara, atau orang politik yang selama jejak kariernya mementingkan kepentingan rakyat, rakyat memilih dan menujuknya untuk memimpin rakyat, jadi bukan untuk menguasai rakyat, bangsa dan negara, tetapi dipercaya untuk memimpin, mengkelola negara, dan rakyat didalammya, guna memberikan kesejahteraan kepada rakyat. Jadi kepentingan yang abadi tersebut adalah mensejahterakan rakyat, bukan kekuasaan. Kekuasaan yang diberikan rakyat adalah amanat dari rakyat.
Partai atau orang partai yang dipilih dalam pemilu yang akan datang seharusnya dalam rekam jejaknya selalu mementingkan kepentingan rakyat, mereka bukan orang suka dengan membunuh, mengganjal, atau memfitnah lawan politik, tetapi adalah partai atau orang politik yang bersaing untuk mensejahterahkan rakyat, apakah ada ? Jawabnya ada asal jeli melihat, tetapi yang banyak adalah penjual kecap politik, selebriti politik, pengusaha politik yang mencari rente politik.

Oposisi politik
Oposisi biasa hidup bernegara, oposisi diperlukan dan penting, tetapi oposisi yang diadop dari bahasa Inggris “oposition” bukan lah lawan, yang selalu menyalahkan kebijakan partai berkuasa, tetapi partai yang menjadi penyeimbang dalam suatu neraca (timbanga) yang letaknya bersebrangan. Ini diperlukan agar negara atau pemerintah dapat berjalan dengan benar, arahnya terjaga. Jadi oposisi bukan lawan, tetapi mitra untuk mencapai tujuan bangsa dana negara untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, negara dan pemerintah yang adil. Jadi anak timbangan oposisi bisa mendekat atau menjauh dari pemerintah yang berkuasa untuk mendapatkan keseimbangan. Dibutuhkan oleh rakyat, dibutuhkan oleh pemerintah yang berkuasa, dibutuhkan oleh rakyat banyak.
Jadi dalam pemilu diperlukan persaingan politik, dan diperlukan oposisi, tetapi sangat tidak produktif lawan politik, politik uang, biaya politik yang berlebihan, seleberiti politik, mempergunakan kendaraan politik untuk mencari kekayaan. Tetapi yang diperlukan pejuang politik untuk kepentingan rakyat, bangsa dan negara, yang dibutuhkan negarawan, semoga pihak yang terpilih pada pemilu 2009 adalah para negarawan. Negarawan di legislatif dan negarawan yang memimpin eksekutif, semoga
Jambi, 04/01/09

Tidak ada komentar:

Posting Komentar