Jumat, 12 Juni 2009

KEMAH KERJA MAHASISWA

Sewaktu saya menerima undangan wisuda anak saya di Universitas Jambi, tanggal 13 Juni 2009, pada acara wisuda tersebut juga dirayakan Dies Natalis Universitas Jambi ke 46. Dalam rangkaian kegiatan tersebut yang menyampaikan orasi ilmiah adalah Prof. dr. Fasli Djalal, PhD. Saya akan bertemu dengan teman lama yang sudah 32 tahun saya tidak bertemu dan tidak pula berkomunikasi, namun saya kira saya tidak mungkin berjabat tangan dengan beliau, karena situasi tidak akan memungkinkan.

Namun, kenangan saya melambung kembali pada tahun 1977, waktu itu beliau menjabat Ketua Dewan Mahasiswa UNAND PADANG, bersama dengan Prof. Dr. Ir. Nadirman Haska. MSc. APU, yang sekarang menjadi peneliti pada BPPT, ketika itu menggagas Kemah Kerja Mahasiswa (KKM), suatu kegiatan yang digagas dan dilaksanakan oleh mehasiwa, untuk mengabdi dalam pembangunan desa, kegiatannya seperti TNI Masuk Desa sekarang, kalau tidak salah waktu itu belum dikenal ABRI masuk desa.

Suatu kegiatan mendorong pembagunan desa, yang berorientasi pada kebutuhan desa, yang lebih dahulu disurvei oleh mahasiswa, rancangan kegiatan dibuat bersama antara mahasiwa dengan masyarakat desa langsung, tanpa banyak campur tangan pemerintah dalam perancangan, jadi betul-betul pembangunan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan dapat memecahkan sebagian masalah yang ada, dan hasilnya langsung bisa dirasakan oleh masyarakat.

Kegiatan waktu itu dilaksanakan di Nagari (Desa) Padang Ganting, Kecamatan Lubuak Mato Kuciang, Padang Panjang, Sumatera Barat, desa terakhir di kaki Gunung Singgalah, dataran tinggi yang cukup dingin.

Kegiatan waktu itu difokuskan pada tiga kegiatan yakni, pertanian, peternakan dan kesehatan.

Bidang Pertanian, sesuai dengan kebutuhan masyarakat adalah, memperbaiki mesin penggilingan tebu yang sudah lama tidak bisa dioperasikan, pembuatan saluran irigasi, introduksi varitas kentang baru (kalau tidak salah varitas Granola), penyulahan pertanian.

Bidang peternakan adalah intoroduksi bibit raumput baru ketika itu (rumput gajah), penyluhan tentang pemeliharaan / penggemukan sapi, peragaan penanaman, dan pembuatan kandang percontohan.

Bidang kesehatan, pengobatan masal (sakit kulit scabies dan saluran penafasan) penyakit yang paling dominan hasil survei, dan penyuluhan kesehatan.

Mahasiwa yang ikut adalah mahasiwa senior atau “mahasiswa pengangguran” mahasiwa yang telah sesesai melaksanakan tugas studi atau telah ujian akhir, sehingga tidak mengganggu perkuliahan mereka, sedangkan dokter yang melakukan pengobatan ada yang telah lulus ujian dokter dan diawasi oleh doter senior.

Banyak kenangan manis disana, seorang dokter muda yang cerdas, bisa berimprovisasi dalam melakukan pengobatan, saya ingat seorang mahasiswa yang mendapat kasus darah tinggi, sedangkan obat darah tinggi tidak disediakan karena selama survei tidak ditemukan kasus darah tinggi. Ketika pasien datang cukup tinggi, tetapi ia katakan tinggi sedikit, agar pasien tidak stress katanya. Waktu pasien menanyakan pantang, ia katakan tidak ada pantang, tetapi garam kurangi, kalau bisa tidak, agar jangan ada perlawanan dalam hati si pasien untuk melanggar pantang, kemudian diberi vitamin C, dan vitamin lainnya, kemudian diminta sambil pulang cari seledri untuk diremas dan diminum airnya, kalau ada kumis kucing, rendam dengan air panas, minum airnya, katanya itu obat herbal yang merangsang banyak kencing, yang bisa melarutkan garam dalam darah, dan dibuang pada waktu kencing, dan pasien diminta banyak minum. Untuk meyakinkan ia doter hebat, dimana ada keluahan pasien dilengketkan stetoskop termasuk dibahu belakan, kening dan belakang kepala. Mahasiwa lain yang melihat sang “dokter cerdas” berpraktek terpaksa menahan tawa, untuk mejaga wibawa sang dokter, setelah pasien pergi, ketawa meledak, sang dokter cerdas senyum-senyum sambil menerangkan alasan ia memperlakukan pasiennya.

Waktu sore hari setelah penat bekerja dengan penduduk desa, diadakan oleh raga masal mejelang magrib bersama orang desa yang sama-sama gotongroyong dari pagi sampai sore tanpa henti. Pada waktu olah raga tersebut ada pertandingan bola persahabatan, ada diantara pemain dari warga desa yang keseleo, dokter cerdas bertindak sebagai dokter pertandingan, langsung memeriksa pasien sesuai “standar prosedur” termasuk memeriksa kaki yang keseleo dan dengkul diperiksa dengkulnya dengan stetoskop, diputuskan tidak boleh melanjutkan, pasien diberi obat penghilang rasa sakit, dan minta bantuan “dukun urut pertandingan” melakukan terapi penyembuhan dengan minyak gosok. Pertandingan selesai sang pasien sembuh. Minta tolong dukun urut pertandingan karena sang doter tidak ahli fisoterapi.

Waktu mengerjakan saluran irigasi yang menjadi tugas pokok mahasiswa fakultas pertanian diperkirakan tidak akan selesai sesuai jadwal, karena sulitnya medan ditebing sungai, sedangkan batu diambil dari dasar sungai yang cukup dalam dan terjal. Masyarakat sangat membutuhkan irigasi tersebut, dan diharap selesai sesuai jadwal, maka secara suka rela mansyarakat menambah tenaga untuk gotong royong, demikian juga mahasiswa mengerah dari semua kotingen untuk gotong royong menyelasaikan irigasi tersebut, dua hari menjelang penutupan kegiatan selesai, pada hari penutupan irigasi bisa berfungsi.

Kegiatan pertenakan, waktu penyuluhan tenatang rumput gajah, ketika itu belum ada rumput gajah di desa tersebut belum dikenal rumput gajah, selesai penyuluhan masyarakat langsung berebut bibit rumput gajah, bibit satu truk langsung ludes, dan besoknya sudah ditanam di lahan masing-masing. Sedangkan untuk peragaan dan kebun bibit terpaksa didatangkan bibit baru dari Padang Menggatas.

Waktu itu, tidur di tenda-tenda yang dipinjamkan KODAM, untuk penerangan dengan lantera di dalam tenda dan obor diluar tenda, karena desa tersebut tidak ada listrik, mahasiwapun tidak berkeinginan menggunakan listrik, ruang makan merangkap ruang diskusi dengan menggunakan lampu pertromak, suasana desa betul.

Upaca pembukaan dan penutupan sangat sederhana, cukup sedikit pidato dari Bapak Fasli Djalal, kemudian camat atau kepala desa waktu itu, kemudian tiap hari kerja keras di proyek masing-masing bessama orang desa, malam penyuluhan dilanggar-langgar dan menyebar sesuai jadwal.

Bapak Prof Harun Zein, Gubernur Sumbar, berjanji akan datang mengunjungi KKM, tetapi tidak ditentukan waktunya. Beliau datang sendiri, tanpa pemberitahuan baik kepada Universitas maupun Dewan Mahasiwa UNAND. Ketika akan makan malam, sedah Magrib beliau datang, makan bersama dengan piring kaleng antri seperti mahasiwa, ya makan orang lapangan, kemudia dilanjutkan dengan diskusi apa saja sampai larut malam. Beliau menerangkan tentang filsafah pembanguanannya, visinya, strategi dan program, masalah-masalah dan tantangan yang dihadapi termasuk issu-issu yang menerpa pribadinya, banyak konsep pembangunan daerah atau pedesaan yang dapat saya pertik dan masih relevan sampai sekarang, malah konsep tersebut sangat tepat dengan otonomi sekarang.

Waktu itu saya belajar kepemimpinan, secara aklamasi saya diangkat menjadi ketua kontingen, dari fakultas pertanian, diantara paserta badan saya yang paling kecil untuk menggerakan anggota kontingen untuk kerja keras siang malam dengan displin tinggi, kalau tidak demikian target tidak tercapai. Pertama yang saya lakukan adalah meminta komitmen kepada seluruh anggota kontingen malakukan segala kesepekatan, dan kami mampu melaksakan tugas dengan baik.
Kegiatan tersebut, non kurikuler, semata pengabdian kepada masyarakat, jadi semua yang ikut untuk siap berkorban.

Yang hendak saya sampaikan berdasar pengalaman, sepanjang suatu program yang dapat menyelasaikan masalah orang desa, partisipasi masyarakat akan timbul malah luar bisa, diluar dugaan. Program itu harus dirumuskan bersama, dikerjakan bersama, dan ambil peran masing-masing.

Yang mejadikan pertanyaan mungkinkah Kemah Kerja Mahasiwa tersebut dapat digiatkan oleh Ditjen Dikti, Depdiknas, yang konseptor, penggagas, penggeraknya adalah Dirjen itu sendiri, dan beliau sangat tahu hasil evaluasinya. Kemungkinan beliau lupa dan beliau malu hati mengatakan itu konsepnya, dan perpengalaman melakukannya

Saya kira gerakan Kemah Kerja Mahasiwa dapat dilakukan oleh perguruan tinggi atau gabungan perguruan tinggi terutama di daerah, untuk sedikit memberi sumbangsih atau darma bakti pada desa-desa sulit dan terpencil. Banyak himah, suka duka yang dihadapi dan menimbulkan kenangan manis. Tidak terpaksa dan tidak dipaksa, karena tidak ada nilai akademisnya.

Dalam merumuskan program biarkan mahasiwa dan orang desa yang merumuskan program dan kegiatan, tanpa campur tangan birokrat kampus dan birokrat pemerintah, sehingga membelenggu kreativitas mereka, kalau dipercaya mereka bisa.

Tentu untuk pengembangannya perlu pengkajian, karena zaman tiga darsa warsa yang lalu tidak sama dengan sekarang. Selamat Berkunjung Ke Jambi , Bung Fasli Djalal, teruskan perjuangan anda seperti idealisme anda ketika menjadi mahasiwa Fakultas Kedoteran UNAND dan Ketua Dewan Mahasiwa UNAND, lembut, santun, istiqamah berjuang. [Jambi, 12 Juni 2009, Dasril Daniel, Dosen Stipol NH, Jambi]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar